Sudah tidak dipungkiri lagi, pandemi Covid-19 ini memberikan dampak besar kepada kita semua. Di tengah sulitnya pandemi, satu-satunya mal di Kota Mojokerto sebenarnya juga berjuang untuk tetap bertahan. Sunrise Mall yang terletak di pusat keramaian Kota Mojokerto yaitu Jalan Benteng Pancasila juga turut merasakan dampak-dampak yang disebabkan oleh pandemi Covid-19 ini. Sunrise Mall harus terpaksa mengalami kerugian di tengah-tengah pandemi. Sunrise Mall yang didirikan sejak 2 Juni 2016 selalu menjadi destinasi hiburan masyarakat Kota Mojokerto. Tidak hanya Kota Mojokerto saja, bahkan masyarakat Kabupaten Mojokerto, Mojosari, dan sekitarnya, hingga masyarakat Jombang dan Sidoarjo. Sejak 2016, Sunrise Mall selalu menjadi pilar perekonomian di Kota Mojokerto. Sunrise Mall secara tidak langsung sangat membantu perekonomian di Kota Mojokerto, serta Sunrise Mall mendapat dukungan dari pemerintah Kota Mojokerto. Sunrise Mall juga membuka lapangan pekerjaan yang sangat besar kepada Kota Mojokerto sendiri.
Namun karena pandemi ini, Sunrise Mall terpaksa harus merasakan banyak dampak dari pandemi Covid-19. Salah satunya, Sunrise Mall mengalami penurunan penurunan jumlah pengunjung. Andiyanto Vino, selaku Chief Marketing and TR Sunrise Mall mengatakan bahwa traffic turun pada 6 bulan awal pandemi hingga menyentuh angka 85%. Jadi, Sunrise Mall hanya mendapatkan 15% pengunjung pada bulan Maret hingga Agustus 2020 kemarin. Meski tidak pernah tutup, Sunrise Mall harus menyesuaikan jam operasional dengan kondisi pandemi ini. Seperti Sunrise Mall yang biasanya beroperasional dari jam 10:00-22:00 setiap harinya, pada tanggal 26 Maret 2020 jam operasional berubah menjadi 12:00-20:00. Beberapa kali berubah-ubah seperti untuk tanggal 25 April 2020 hingga 30 Mei 2020 jam operasional menjadi 11:00-19:00, mulai 1 Desember 2020 jam operasional diubah menjadi 11:00-22:00, dan yang terakhir untuk tanggal 15-28 Januari 2021 jam operasionalnya menjadi jam 11:00-20:00. Sunrise Mall juga harus menyesuaikan beberapa sektor dengan keadaan, seperti efisiensi operasional misal penggunaan lift pengunjung dan eskalator yang dinonaktifkan beberapa, dan pengurangan main power atau penggunaan listrik. Pendapatan dari Sunrise Mall juga ikut menurun dan jumlah kerugiannya lumayan besar. “Bahkan sejak diadakan new normal, kerugian yang dihasilkan belum bisa tertutupi. Artinya dari sisi traffic jumlah pengunjung belum bisa mengembalikan menjadi semula/normal kembali,” ujar Vino.
Hal ini menyebabkan dampak yang cukup besar terhadap pihak tenant-tenant yang ada di Sunrise Mall. ada beberapa tenant yang terpaksa tutup karena ketika pandemi pemasukan kurang dan sudah tidak dapat membayar biaya operasional dan otomatis pegawai dari tenant tersebut secara terpaksa diPHK. Tidak hanya kepada tenant-tenant Sunrise Mall, dampak juga terasa di pihak staf Sunrise Mall sendiri. Sunrise Mall terpaksa harus memotong jumlah staf yang harus beroperasional dalam satu harinya dengan melakukan rotasi, beberapa juga ada yang terpaksa harus WFH (Work From Home) atau bekerja di rumah mereka masing-masing.
Memasuki era New Normal ini, Sunrise Mall mengetahui seberapa pentingnya melakukan protokol kesehatan yang ada sehingga Sunrise Mall sangat ketat untuk penerapan protokol kesehatan New Normal ini. “Kondisi saat ini memang mengharuskan semua masyarakat wajib mematuhi protokol kesehatan, apalagi saat memasuki area publik. Kita tidak tahu, mungkin bisa jadi orang lain yang terpapar kemudian kita secara tidak secara sengaja bertatap muka dengan mereka itu sangat riskan sekali,” ucap Vino mengenai pandemi saat ini.
Sunrise Mall telah menerapkan dan membiasakan gaya hidup New Normal sejak pandemi berlangsung. Contoh gaya hidup baru New Normal yang diterapkan Sunrise Mall kepada stafnya adalah dengan melakukan rotasi jam kerja staf Sunrise Mall dan beberapa staf ada yang diwajibkan untuk WFH (Work From Home). Sunrise Mall juga selalu melakukan protokol kesehatan yang ketat ketika pengunjung datang. Staf Sunrise Mall selalu meminta pengunjung untuk mencuci tangan mereka di wastafel yang telah disediakan di lobby mal atau hand sanitizer, lalu mengecek suhu badan para pengunjung. Sunrise Mall juga melakukan social distancing dengan menaruh garis pembatas untuk mengantri di tenant-tenant yang ada. Saat berbelanja, pelanggan juga dilarang memegang dan mencoba pakaian. Selain itu yang terpenting, wajib memakai masker apabila memasuki Sunrise Mall, jika pengunjung maupun staf tidak menggunakan masker maka mereka tidak akan diperbolehkan untuk memasuki mal. Ada pula fasilitas lain Sunrise Mall yang mendukung tindakan preventif Covid-19. Beberapa diantaranya adalah contactless parking. Contactless parking merupakan sensor pada mesin tiket parkir supaya pengunjung tidak perlu menekan tombol tiket namun hanya menaruh telapak tangan di depan mesin sensor karcis dan mengambil tiket. Sunrise Mall juga melayani Drive Thru Service Shopping, dengan cara pelanggan menghubungi nomor toko / contact person toko, lalu pelanggan dapat melakukan pembayaran secara online, lalu dengan sistem pick up, barang yang dibeli pelanggan dapat diambil di lobby Sunrise Mall tanpa memerlukan pelanggan untuk keluar dari mobil.
Dengan itu Sunrise Mall ingin pengunjung juga mengerti seberapa penting gaya hidup New Normal untuk dilakukan, terutama di sekitar Sunrise Mall. Vino berkata bahwa pada awalnya Sunrise Mall memberikan beberapa poster edukasi mengenai manfaat penggunaan protokol kesehatan melalui Instagram Sunrise Mall dengan nama @sunrisemall maupun poster yang ditempel di Sunrise Mall. Pada awalnya, ketika Sunrise Mall selalu menghimbau, menerapkan secara ketat institusionalisasi New Normal ini kepada mereka, pengunjung mungkin masih merasa risih tapi lama kelamaan karena pengunjung semakin paham dan akhirnya terbiasa. Sunrise Mall pun kini lebih mudah untuk memberikan edukasi untuk pengunjung-pengunjung mereka.
Meskipun harus ada protokol-protokol yang harus diikuti, hal ini membuktikan bahwa Sunrise Mall adalah tempat yang aman dikunjungi ketika pandemi karena Sunrise Mall melakukan protokol-protokol kesehatan dengan ketat. Penerapan protokol kesehatan 3M (Mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak) membuat pengunjung merasa nyaman, aman, dan tenang. Penerapan itu Sunrise Mall terapkan secara rutin, salah satunya dengan cara security Sunrise Mall melakukan peringatan mengenai protokol kesehatan menggunakan toa di dalam mal. Sehingga dengan strategi ini, Sunrise Mall berhasil menciptakan branding mengenai protokol kesehatan mereka yang sangat baik dan mengundang pengunjung untuk datang ke Sunrise Mall.
“Pandemi ini memberikan sisi positif juga, pandemi memberikan beberapa pembelajaran bagaimana strategi agar menjaga iklim bisnis tetap sustain,” kata Vino. Sunrise Mall tentu mengambil pembelajaran dan mengaktualisasikan pembelajaran tersebut. Sunrise Mall melakukan cara untuk membuat bisnis-bisnis tenant-tenant Sunrise Mall tetap bertahan dan engagement atau keterikatan terhadap Sunrise Mall sehingga pengunjung dapat kembali ke Sunrise Mall. Banyak cara yang dilakukan oleh Sunrise Mall, namun cara yang sebagian besar Sunrise Mall lakukan adalah pemasaran secara digital. Sunrise Mall juga terus berinovasi melakukan aktivitas/acara untuk menggaet customer melalui sarana digital modern. Seperti Sunrise Mall membuat program di Instagram Sunrise Mall (@sunrisemall) berjudul Ngobrol Santai. Ngobrol Santai adalah program siaran langsung Instagram Sunrise Mall yang membahas mengenai flash sale, promo diskon, siaran langsung dengan narasumber, donasi Covid-19, hingga permainan quiz interaktif. Yang saat ini masih berjalan dengan sukses, mendapatkan respon yang cukup bagus sama netizen Stay At Home adalah Sunrise Virtual Tour. Sunrise Virtual Tour adalah program siaran langsung juga yang ada di Instagram Sunrise Mall (@sunrisemall) yang mengajak para penonton untuk berjalan-jalan di Sunrise Mall secara virtual. Pembawa acara akan membawa para penonton berputar mengunjungi satu per satu tenant yang ada di Sunrise Mall.
Hal ini membuat penonton dapat tertarik untuk berkunjung atau berbelanja di Sunrise Mall secara online. Vino mengaku bahwa usaha-usaha yang telah dilakukan sungguh efektif dan tepat sasaran. Usaha-usaha tersebut bisa mengundang pengunjung-pengunjung untuk menunjang traffic jumlah pengunjung dan meningkatkan kepercayaan pengunjung untuk bisa kembali ke Sunrise Mall. Hal itu dibuktikan dengan peningkatan traffic jumlah pengunjung di Desember 2020 terhitung sudah melonjak hingga angka 78%, jauh lebih tinggi dibanding traffic jumlah pengunjung sebelumnya yaitu hanya 15%. Bahkan, Sunrise Mall berhasil mendapatkan apresiasi dari Pemerintah Kota Mojokerto dan Polres Mojokerto Kota dengan memberi Sunrise Mall predikat sebagai Mal Tangguh.
—————
Penulis : Sasha Kurnia Njotoharsojo