-->

Hari Keempat, Banjir di Dusun Beluk Semakin Meluas Dan Merendam 120 Rumah

04 Januari 2021, 9:46:00 PM WIB Last Updated 2021-01-04T14:46:01Z

Menginjak hari keempat, banjir di Dusun Beluk, Desa Jombok, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang semakin meluas. Selain menggenani jalan alternatif penghubung Jombang-Mojokerto, banjir juga merendam ratusan rumah warga, Senin (4/1/2021) siang.

Menurut Sumirah (64), salah satu warga menjelaskan air mulai masuk ke pemukiman penduduk pada Jumat (2/1/2021) sore. Ia saat itu berusaha menyelamatkan barang barang miliknya. Kemudian, Minggu (3/1/2020) malam ketinggian air yang masuk ke rumah semakin naik hingga membuat dia dan keluarganya tidak bisa tidur lantaran khawatir banjir semakin naik.

"Banjirnya disini sudah empat hari, sejak hari jumat. Terus kemarin malam itu airnya tambah penuh, itu sekitar jam 01.30 WIB. Saya tadi malam sampai tidak bisa tidur, khawatir mas, karena datangnya air kan malam hari. Malahan pas anak saya tidur springbed (tempat tidur) tenggelam separuh," katanya.
Meski pun terendam banjir, Sumirah dan ratusan warga lainnya masih tetap bertahan di rumahnya masing-masing. Hingga Senin pagi, Sumirah mengaku masih belum mendapat bantuan kebutuhan makanan baik dari pemerintah maupun organisasi sosial. Selama banjir, ia memasak makanan seadanya di atas air.
"Kalau batuan air bersih, dari kemarin sudah ada. Saya pakai mencuci dan lainnya, kalau makanan belum. Tadi makan masak sendiri seadanya. Tidak bisa masak di dapur karena banjir," terang Sumirah.
Sementara Kepala Dusun Beluk, Desa Jombok, Sustyo Budiyanto mengatakan, berdasarkan pendataan awal, ada sekitar 120 rumah warga yang terendam banjir. Sedangkan warga yang terdampak sekitar 300 lebih kepala keluarga (KK). Dan hingga hari keempat banjir belum ada warganya yang mengungsi.
"Belum ada warga yang mengungsi, mungkin mereka inginnya berdiam diri di rumah. Ada satu dua orang yang di balai dusun," ungkap Sustyo.
Lanjut Sustyo, dirinya mengaku secara intensif sudah melakukan koordinasi dengan pihak BPBD, terkait kebutuhan dan penanganan warganya yang terdampak banjir. Dan untuk penyebab utama banjir, diduga akibat dari filter sampah sungai Avur.
"Penyebab utamanya cuma ada sedikit kendala di filter sampah di sungai Avur. Sampah yang tersaring di situ tersumbat sehingga pembuangan kurang, volume kurang memenuhi akhirnya air meluber ke pemukiman, ketinggian air sampai 70 sentimeter," pungkasnya. (Jang)
Komentar

Tampilkan

Terkini