Bagi Imam Mutaqin, 37, setiap menjelang datangnya bulan Suci Ramadhan menjadi berkah tersendiri. Salah satu pengrajin mahkota kubah Masjid dan Musala di Kecamatan Jogoroto, Kabupaten Jombang mulai kebanjiran pesanan. Yang dirasakannya mengaku menerima pesanan lebih dibandingkan hari-hari biasanya, dirinya mendapat pesanan 10 hingga 15 unit mahkota kubah.
Saat ditemui, pria yang merantau mengadu nasib ke kota santri ini, membuka usaha kerajinan tangan berbahan stainles di rumah kontrakannya di Desa Janti, Kecamatan Jogoroto, Kabupaten Jombang, dilakoninya sejak 2016 lalu.
"Saat mendekati bulan puasa ini, selalu ada peningkatan pesanan mahkota kubah, sekarang saya bisa menerima pesanan 30 sampai 35 unit mahkota kubah dalam satu bulan, dan itu pun masih terus berdatangan pesan," kata Imam Mutaqin kepada Lintasmojo.com, Kamis (1/4).
Berjalannya waktu, produknya dipasarkan secara online ini dibanjiri pesanan. Pesanan tidak hanya datang dari kota Jombang saja, namun pesanan juga datang dari beberapa kota di Jawa Timur. "Pesanan selain dari sekitar Jombang, dari Sidoarjo, Surabaya sampai Banyuwangi, Lamongan juga ada masuk. Untuk pengiriman, ada yang diambil sendiri ada juga yang dikirim lewat expedisi," terang Imam.
Dengan banyaknya pesanan ini, Imam bisa mendapatkan omset lebih, dibandingkan hari-hari biasa. Di bulan biasa saja sebelum mendekati Ramadan, dirinya hanya mendapatkan Rp 5 juta sampai 10 juta perbulan. "Sekarang saya mendapatkan omset Rp 20 juta dalam satu bulan, Alhamdulillah ada kenaikan. Selain membuat kubah, saya pun menerima pesanan kaligrafi" pungkas pria asal Desa Petirhilir, Kecamatan Baregbeg, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat ini.
Imam mengaku Meskipun banyak pesanan pada bulan-bulan khusus seperti ini, Imam tetap mengerjakannya sendiri. Hal ini dilakukan, untuk menjaga kwalitas mahkota kubah yang terbuat dari bahan plat stainles, yang bisa bertahan hingga puluhan tahun. (Jang)