-->

Nikmatnya Tongseng Tanpa Santan di Depot Kurnia di Jl Anggrek, Desa Candimulyo, Jombang

20 Maret 2021, 8:36:00 PM WIB Last Updated 2021-03-20T13:36:58Z

Depot Kurnia yang sesuai dengan nama pemiliknya, Kurniawati Saidah (44), yang beralamat di Jl. Anggrek Nomor 22 B Desa Candimulyo Jombang itu. Depot tersebut mulai dibuka satu bulan lalu, mulai dipadati pembeli. Bahkan tak hanya dari Jombang, tapi juga datang dari luar kota.
Dalam satu hari, menurut Kurniawati, depot tersebut bisa menghabiskan 300 sampai 400 tusuk sate, sedangkan tongsengnya menghabiskan 10 sampai 15 kilogram daging. "Buka mulai jam 10 sepuluh pagi, nanti jam 2 siang sudah habis. Selain daging kambing, juga daging sapi," kata Kurniawati.
Kurniawati juga menjelaskan latar belakang usaha kulinernya. Hal itu bermula dari kesukaan suaminya dengan masakan berbahan daging. Setiap bepergian ke Jawa Tengah dan Yogyakarta, tongseng menjadi menu andalan. Dari situlah Kurniawati memiliki ide untuk membuka depot sendiri. Gayung pun bersambut. Upaya itu mendapat dukungan dari sang suami, AKP Yogas.
Wanita berjilbab ini mengungkapkan, tongseng Depot Kurnia memiliki banyak keunggulan. Diantaranya adalah menggunakan daging kambing muda yang notabene memilik tektur empuk. Sudah begitu, bumbu yang digunakan adalah rempah pilihan. Semisal jahe, kapulaga, cengkih, kayu manis, dan lainnya. Hal itu semain klop dengan irisan tomat segar dan sayur kubis.
"Kita tidak menggunakan santan. Tapi lebih menggunakan bumbu rempah. Sehingga rasa gurihnya lebih kuat. Bumbu tersebut juga benar-benar meresap dalam daging. Sedangkan bumbu satenya, kita tidak menggunakan kacang. Tapi menggunakan bumbu kecap dan irisan bawang serta cabai. Ini yang menjadi ciri khas Depot Kurnia," ujarnya.
Menurut Kurniawati, racikan bumbu yang sangat 'nendang' itu berdasarkan riset yang sudah dilakukannya berkali-kali. "Dari riset tersebut, akhirnya ketemulah cita rasa bumbu rempah ini. Sekali lagi, kita tidak menggunakan santan, tapi lebih ke rempah-rempah. Tentu saja, lebih menyehatkan," katanya menegaskan.
Soal harga, Untuk menikmati hidangan ini, pembeli tidak perlu merogoh kocek terlalu dalam. Karena harga yang dibaderol sangat terjangkau. Setiap porsi tongseng sepaket dengan nasi hangat dipatok harga Rp 17 ribu, sedangkan sate dibaderol Rp32 ribu tiap 10 tusuk. 
Salah satu pengunjung itu adalah Lilis, warga asal Kecamatan Bareng. Dia datang bersama satu orang temannya. Tak berselang lama, menu yang mereka pesan diantar oleh pelayan. Nasi putih di atas piring, beberapa tusuk sate, serta semangkuk tongseng daging kambing mendarat di atas meja.
"Rasanya pas. Perpaduan bumbunya sangat seimbang. Ada gurih, pedas, serta asin. Semuanya simbang. Kita seperti menikmati tongseng ala Yogyakarta. Dagingnya juga empuk, bumbu rempahnya meresap dalam tekstur daging," kata Lilis usai menikmati kuliner tersebut.(Rif/lintasmojo)
Komentar

Tampilkan

Terkini