Seorang pencari rumput menemukan sebuah mortir di lereng Goa Sigologolo, Desa Panglungan, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang, pada Minggu (21/2) siang, sekitar pukul 12.30 WIB.
Benda tersebut ditemukan oleh Tugiat (37) warga Dusun Sranten, RT 002 RW 002, Desa Panglungan, Kecamatan Wonosalam, Jombang. Mortir yang diduga peninggalan zaman penjajahan Belanda berukuran dengan panjang kurang lebih 34 sentimeter dan lingkar 9 sentimeter.
Tugiat mengatakan, saat itu dirinya sedang mencari rumput untuk hewan ternaknya di lereng goa Sigologolo. Waktu melintasi lereng yang ada bekas longsor di kawasan wisata itu, Ia menemukan benda Mortir dengan posisi menghadap ke Utara.
"Tadi pas lewat waktu cari rumput, disitu kan lereng bekas longsor saya lihat ada benda mirip bom (mortir), lalu saya ambil dan dibawa pulang ke rumah," kata Tugiat, saat berada di depan rumahnya, Minggu sore.
Mortir itu dibawa pulang kerumah menggunakan sepeda motor dan disimpan dikeranjang tempat menyimpan rumput sebelah kanan. Setibanya di rumah, mortir dibersihkan oleh Tugiat lalu dibungkus kain lalu ditaruh di kandang kambing miliknya.
"Saya bersihkan mortirnya, kemudian dibungkus kain dan dimasukan kerdus. Terus saya simpan dikandang kambing, karena takut banyak anak kecil-kecil disini," terang Sugiat.
Belum sempat melaporkan temuan itu, Tugiat didatangi petugas dari Polsek dan Koramil setempat untuk mengamankan benda itu. "Bendanya tadi sudah diamankan oleh Polisi dan Koramil," jelasnya.
Kapolsek Wonosalam Iptu Khamdani membenarkan adanya temuan itu mortir yang yang kondisinya 70 persen masih aktif. Petugas juga telah melakukan olah TKP (tempat kejadian perkara).
"Mortir tersebut perkiraan peninggalan Penjajahan Belanda yang masih banyak tertimbun di wilayah hukum Polsek Wonosalam,” kata Kapolsek, melalui pesan tertulisnya.
Atas temuan itu, Kapolsek mengimbau kepada masyarakat yang menemukan benda semacam itu agar segera melaporkan ke Polsek Wonosalam untuk segera ditindaklanjuti. "Terkait temuan ini, kami telah melakukan koordinasi dengan tim Jibom (penjinak bom) dari Polda Jatim," pungkas Iptu Khamdani. (Jang)
