-->

Pulang dari Pengungsian, Korban Banjir Meninggal di Rumahnya

18 Februari 2021, 2:10:00 PM WIB Last Updated 2021-02-18T07:10:35Z

Sudah keduakalinya puluhan warga harus melewati underpass yang masih terendam banjir, untuk mengantar jenazah ke Tempat Pemakaman Umum (TPU) Dusun Kedunggabus, Desa/Kecamatan Bandarkedungmulyo, Kabupaten Jombang, pada Rabu (17/2) pagi.
Untuk menuju TPU Dusun Kedunggabus, warga harus menandu jenazah dan menerjang banjir setinggi pinggang orang dewasa dan jika memilih jalan lain tentunya akan memutar, dengan jaraknya cukup jauh sekitar 3 hingga 4 kilometer yang harus ditempuh. Tingginya debit air cukup menyulitkan pengiring jenazah menuju pemakaman.
"Kalau tidak lewat sini kejauhan muternya, dan kalau lewat sana lewat Delik kan jauh, kasihan nanti teman-teman yang pikul. Biar pun ada airnya, terpaksa kita terobos saja," kata Sunarko (53), ketua RT Tegalan, sekaligus relawan penyebrangan di Underpass.
Menurutnya, warga yang meninggal bernama Mulyono (70) pengungsi korban banjir asal pedukuhan Kalipuro, Dusun Kedunggabus, Desa/Kecamatan Bandarkedungmulyo. Ia meninggal setelah pulang dari pengungsian tanggul sungai Dusun Kedunggabus, Desa/Kecamatan setempat. 
"Sebelum meninggal, almarhum pernah mengungsi di tenda dalam keadaan sakit gitu," teramg Sunarko.
Karena saat dipengungsian sakitnya bertambah parah, lalu kakek Mulyono dibawa pulang ke rumah anaknya di Desa Pucangsimo, Kecamatan Bandarkedungmulyo. Berselang dua hari kemudian, Mulyono meninggal.
"Meninggalnya kemarin, Selasa (16/2) setelah Maghrib dan dimakamkan Rabu (17/2) pagi di TPU Kedunggabus," imbuh Mulyono, saat berada di underpass yang terendam banjir.
Air merendam Underpass sudah sekitar 13 hari sejak desa itu dilanda banjir karena jebolnya tanggul Avur Besuk dan Avur Brawijaya yang menyebabkan air di sungai setempat meluap.
"Selama tujuh hari, warga sudah dua kali melewati underpass yang tergenang air untuk memakamkan warganya yang meninggal dunia," pungkas Sunarko. (Jang).
Komentar

Tampilkan

Terkini