-->

Korban Banjir Jombang Mulai Rasakan Gatal-gatal

09 Februari 2021, 8:18:00 PM WIB Last Updated 2021-02-09T13:18:17Z

Warga yang terdampak bencana banjir akibat luapan air sungai Avur Besuk, Kecamatan Bandarkedungmulyo, Jombang, kini mulai terserang penyakit gatal-gatal dan juga diare.
Menurut Sudarto (59) salah satu warga Dusun Simo, Desa Pucangsimo, Kecamatan setempat mengatakan, bahwa dia dan beberapa warga lainnya mulai merasakan gatal-gatal akibat banjir di tempat tinggalnya mulai Jumat (5/2) lalu.
"Banjir disini mulai hari Jumat sampai sekarang. Bantuan ya agak kelewat sedikit. Kalau konsumsi makanan mulai ada. Sekarang merasakan gatal-gatal, terutama pada bagian kaki dan tangan, seperti kutu air," kata Sudarto korban banjir, Selasa (9/2/2021) sore.
Lebih lanjut Sudarto menjelaskan, jika sampai hari ini belum menerima bantuan obat-obatan dari pemerintah setempat. Untuk kebutuhan obat selama ini, dia membeli sendiri. Untuk itu, ia berharap kondisi kesehatan warga juga diperhatikan pemerintah.
"Belum ada bantuan obat-obatan dari pemerintah, untuk sementara beli sendiri. Harapannya, supaya pemerintah memberi bantuan obat-obatan juga,” terangnya.
Penyakit gatal juga dirasakan sejumlah warga Desa Gondangmanis, Kecamatan setempat yang sudah sekitar 4 hari ini mengungsi di tanggul sungai karena perkampungannya dilanda banjir. Di pengungsian itu warga tidur beralaskan tikar yang ditutup terpal.
Setyobudi (34), salah satu warga yang berada di pengungsian menuturkan, dia dan sejumlah warga lain kini merasakan gatal-gatal terutama pada kakinya.
"Ya kalau gatal, seperti jamur kulit, kan airnya dari kali. Kebanyakan pada bagian kaki gatal, soalnya kita kan masuk ke dalam desa menyelamatkan barang yang belum terselamatkan," ungkap Setyobudi ditemui bersama pengungsi lainnya.
Budi menyampaikan bantuan makanan dan obat-obatan yang datang sudah diterima oleh warga yang mengungsi di tempat itu. Bahkan, kata dia, jika ada warga yang sakit diminta untuk periksa ke Puskesmas setempat.
"Kita sudah menerima bantuan makanan, dan obat-obatan. Seperti obat batuk, obat masuk angin, minyak kayu putih dan vitamin untuk ketahanan tubuh. Untuk pakaian juga sudah dapat, namun bantuan selimut sama tikar belum merata," terangnya.
Selain itu, ia juga sedikit mengutarakan suka dan duka berada di tenda pengungsian bersama warga. Jika lampu padam dan hujan, dia dan pengungsi lainnya tidak bisa tidur sampai hujan itu reda. Karena, tendanya berada di tempat yang miring.
"Sukanya di sini kita bisa berkumpul bersama warga lainnya, tapi dukanya kalau malam lampu mati dan hujan turun, jelas tidak bisa tidur. Tikarnya digulung, kita ditenda ini berdiri karena tempat saya berada di lokasi yang miring," pungkasnya. (Jang)
Komentar

Tampilkan

Terkini