-->

Dua Desa Terendam Banjir di Sumobito Jombang

16 Februari 2021, 9:33:00 PM WIB Last Updated 2021-02-16T14:33:50Z

Akibat Sungai Konto meluap, dua desa di Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang terendam banjir. Namun, hingga hari kedua banjir dan air mulai surut, warga belum mendapatkan bantuan.
Sehingga untuk kebutuhan makanan warga, diambilkan dari jimpitan. Jimpitan merupakan tradisi iuran sukarela dalam masyarakat Jawa berupa uang atau beras yang dikumpulkan melalui petugas yang ditunjuk warga.
"Untuk kebutuhan warga disini diambilkan dari jimpitan dan dibantu oleh pihak pemerintahan desa," kata Hadi Sucipto dari LPMD Talunkidul, Kecamatan Sumobito, Jombang, Selasa (16/2) siang.
Perlu diketahui, banjir yang melanda dua desa di Kecamatan Sumobito. Yakni di Desa Talunkidul dan Desa Madiopuro. Banjir menggenangi permukiman warga sejak Minggu (14/2) malam hingga Selasa (16/2), dengan ketinggian air mencapai 130 sentimeter.
"Ada dua desa yang terdampak banjir disini, di Dusun Balongsono Desa Talunkidul dan Dusun Grudo Desa Madiopuro," terang Hadi disela membagikan makanan pada korban banjir bersama sejumlah relawan.
Lebih lanjut Hadi Sucipto yang juga merupakan   relawan Semar menjelaskan, banjir yang terjadi sejak Minggu malam, hari ini sudah mulai surut. Berdasarkan catatanya, banjir paling dalam 130 sentimeter dan yang terendah sekitar 40 sentimeter di RT 03 dan di RT 06 sekitar 80 sentimeter.

"Rumah yang terdampak banjir, di RT 03 jumlahnya 32 rumah, kemudian RT 05 ada 40 rumah dan di RT 06 terdapat 9 rumah serta RT 4 ada sekitar 8 rumah," jelasnya.

Warga yang rumahnya terkena banjir sampai saat ini tidak mengungsi. Mereka tetap di rumahnya masing-masing dan bertahan dalam genangan air kiriman tersebut.
Menurut Hadi, banjir di desanya itu disebabkan karena sungai Konto aliran dari wilayah Kecamatan Wonosalam, Jombang meluap hingga masuk ke permukiman warga. Warga yang rumahnya terkena banjir sampai saat ini tidak mengungsi dan tetap bertahan di rumahnya masing-masing.
"Banjir ini akibat luapan dari konto yang tidak bisa mengalir ke timur di karenakan air dari kaligunting terlalu deras," imbuhnya.
Sementara itu, salah satu warga Desa Madiopuro, Suidah Kayanah (39) mengungkapkan, bahwa selama dua hari terdampak banjir, ia mengaku tidak mendapat bantuan dari pemerintah, terutama bantuan makanan. Hanya bantuan air bersih saja, yang baru didapatkan pada hari ini setelah genangan air mulai berkurang.
"Dari hari kemarin belum ada bantuan dari pemerintah, cuma bantuan air bersih tadi baru dapat. (Sebelumnya) menggunakan air sumur, tapi ya airnya keruh tidak seperti biasanya jernih," ucapnya.
Suidah pun berharap kepada pemerintah, agar peduli terhadap warga yang terkena bencana alam seperti banjir. Sebab, selama ada banjir, warga tak bisa melakukan aktivitas. "Kalau ada bencana seperti ini, ya tolong ada bantuan, soalnya kan ga bisa aktivitas bekerja, jualan juga ga bisa," harap Suidah.
Lebih lanjut Ia mengatakan, banjir di tempatnya sekarang sudah mulai berkurang. Awalnya hampir satu meter, saat ini ketinggian air sekitar 50 sentimeter. Sejumlah warga termasuk dirinya saat ini mulai merasakan gatal-gatal pada kakinya.
"Sekarang sudah terasa gatal-gatal pada bagian kaki ini mas," pungkasnya, sembari menunjukkan kedua telapak kakinya yang gatal. (Jang)
Komentar

Tampilkan

Terkini