-->

Cerita Kasan Penjual Sate Bekicot Asal Mojokerto di Tengah Pandemi Covid-19

06 November 2020, 4:32:00 PM WIB Last Updated 2020-11-06T09:32:35Z

Puluhan tahun bagi Kasan, 41, warga Kangkungan Kemantren berjualan Sate Bekicot. Rasa daging bekicot yang khas pedasnya ini, setiap hari keliling "titip" ke warung kopi maupun depot, dan wilayah jualnya dari kabupaten hingga kota mojokerto. 
Diceritakan kasan, dalam sehari sebanyak 200 tusuk dititipkannya. Untuk memenuhi kebutuhan dia harus menyediakan sedikitnya 8 kg bekicot dan itupun hanya untuk dua hari saja. 
" Untuk penjualan, saya dibantu anak dan istri, dari pengolahan hingga menjadi sate dan siap diedarkan,"  terangnya kepada Lintasmojo.com. 
Untuk ramainya bekicot, Kasan mengatakan di Bulan Januari hingga Februari. Bisa kulak ke pengepul hingga setengah kuintal dari harga perkilonya 4000. Sedangkan dibulan berikutnya, apalagi jika musim hujan seperti saat ini, jarang dijumpai bekicot dan harga perkilonya bisa mencapai 5000.
" Untuk pengolahannya hanya membutuhkan waktu sehari, itu belum masaknya, karena sate yang dijual setiap harus harus fresh," paparnya.
Salah satu pengunjung warung, Didik, asal Jetis mengatakan sangat senang menyantap sate bekicot, rasanya beda, daging hingga pedasnya. " Kalau sudah terbiasa makan sate bekicot pasti bisa tambah. Ini saja saya sudah habis dua tusuk. Tapi kalo belum pernah makan biasanya takut alergi, " jelasnya.(rey/lintasmojo)
Komentar

Tampilkan

Terkini